THE REAL DIARY OF A TIME TRAVELER

CHAPTER 3: AKULAH SEGALANYA - 3.Cinta Adalah Kuncinya

A short story about a girl who become a time avatar
        
         Seharian ini aku merasakan perasaan hangat yang bertubi-tubi di dalam hatiku. Aku tidak tahu rasa apa ini, dan mengapa aku merasakan perasaan ini. Sony pun selalu menggeleng setiap kali aku tanya. Aku tidak bisa makan dengan tenang. Aku tidak bisa tidur dengan tenang. Semua yang aku lakukan terasa serba salah.

Padahal beberapa minggu yang lalu aku baru saja berhasil membantu pasukan PBB mengalahkan pasukan teroris internasional di akhir jaman perang dunia ke 5. Yup sekali lagi, entah kenapa aku dikirim lagi ke jaman perang dunia ke 5, tapi kali ini berbeda, karena kali ini aku sudah sangat siap dan sudah sangat kuat. Aku sudah tidak lagi tergantung pada Sony dan Big Boy. Aku sudah bisa menghadapi para teroris intenasional itu dengan kekuatan ku sendiri, sehingga dalam waktu satu tahun, perang melawan kejahatan internasioanl ini berhasil aku bantu untuk di menangkan oleh pasukan PBB.

“Sony, apa aku terkena racun?”

Tanyaku secara basa basi kepada Sony yang sebenarnya aku sendiri sudah mengetahui bahwa tidak ada racun sama sekali di aliran tubuhku. Berbeda dengan diriku yang dulu, diriku yang sekarang ini berusia 18 tahun sudah memiliki berbagai macam kemampuan, termasuk kemampuan melihat isi organ tubuhku sendiri tanpa bantuan Sony dan Google eye sedikitpun.

Bahkan kali ini aku yakin aku sudah memiliki kekuatan dan kemampuan yang siap menghadapi dan menghajar pemuda penjelajah waktu yang sombong yang menghajarku saat aku berumur 16 tahun di jaman China kuno dulu.

“nope” jawab Sony singkat

“Tapi kenapa aku merasakan perasaan ini terus menerus ya” ujarku

Pikiranku menerawang ke jaman Yunani kuno dahulu dan jaman pertapa sufi di gurun Sahara dulu yang merawatku dengan penuh cinta kasih sayang saat aku berumur 1 tahun dan 2 tahun. Aneh, entah bagaimana perasaan yang saat ini aku rasakan mengingatkan aku akan perasaan cinta dan kasih sayang yang aku rasakan waktu kecil dulu. Apakah benar yang aku rasakan saat ini adalah cinta? Tapi cinta kepada siapa?

Dalam ajaran tasawuf milik pertapa sufi yang mengasuhku dulu, cinta digambarkan sebagai satu-satunya penghubung antara diri kita dan seluruh manusia dan bahkan dengan seluruh alam semesta dan penguasa alam semesta.

Ajaran sufi sangat mengagungkan cinta sebagai satu-satunya jawaban dalam kehidupan. Bahkan mereka sampai membuat berbagai macam puisi cinta yang ditujukan kepada sang penguasa alam semesta ini.

Beberapa contoh puisi cinta dalam ajaran sufi berbunyi seperti ini:



CINTA: LAUTAN TAK BERTEPI
Cinta adalah lautan tak bertepi
Langit hanyalah serpihan buih belaka
Ketahuilah langit berputar karena gelombang cinta
Andai tak ada cinta, dunia akan membeku
By: Maulana Jalaludin Rumi

Puisi ini menggambarkan bahwa sebenarnya cinta lah satu-satunya alasan mengapa seluruh alam semesta ini ada. Dan cintalah alasan mengapa seluruh alam semesta ini bergerak. Sang Maha Cinta pada dasarnya sangat mencintai seluruh mahluk hidupnya di alam semesta semunya dengan sepenuh hati.

Karena itulah para manusia semua tersebut diberikan keistimewaan agar memiliki kemampuan untuk menyadari tentang jati diri mereka ytang sebenarnya. Agar bisa digunakan untuk mendekati Sang Maha Cinta sampai akhirnya bisa kembali bertemu di dimensi cinta dengan Sang Maha Cinta. 

sekali lagi alunan cintaMu mengalun syahdu
merambah lembut membelai tubuh
menggoda hati tuk terenyuh
membumbung tinggi hingga ke peraduan jiwa
gemulai kupu-kupu di taman hati
menemani ku menari berputar-putar
tuk sekedar menikmati indahnya cahaya pelangi kehidupan

 

Bagi seseorang yang sedang di mabuk cinta, maka peristiwa apapun yang mereka dengar dan rasakan di dalam kehidupan mereka, baik itu peristiwa baik, maupun peristiwa buruk, akan terdengar bagaikan lagu cinta yang dimainkan oleh Sang Maha Cinta untuk dirinya.

Tidak lagi dia mengeluh ketika ditimpakan suatu hal buruk, dan tidak lagi dia bersorak sorai gembira sampai lupa daratan ketika mendapatkan suatu hal baik. Bagi dia, baik itu peristiwa baik maupun peristiwa buruk, sudah tidak ada lagi bedanya di hadapannya.

Karena bagi dirinya, semua itu sama-sama berasal dari kehendak Sang Maha Cinta yang sangat dia cintai. Sehingga dia akan menerimanya dengan senang hati sebagai alunan lagu cinta yang merdu.

Aku menangis atas nama Cinta
Aku tersenyum atas nama Cinta
Aku cuma bisa sadar atas kehendak Cinta

Cinta adalah segala-galanya
Aku tak bisa hidup tanpa Cinta
Aku tak bisa bertahan tanpa Cinta

Aku bukanlah apa-apa tanpa Cinta
Tapi anehnya…
Dengan Cinta-pun, aku tetap bukanlah apa-apa

Aku merindukan Cinta lebih dari segalanya
Cinta adalah cita-citaku
Cinta adalah haluan hidupku
Cinta adalah kiblatku

Dadaku menggemuruhkan nama Cinta
Ketika kusadari bahwa ternyata aku hidup di dalam Cinta
Seluruh hidupku adalah Cinta itu sendiri

Gerakku adalah gerak Cinta
Gerakmu adalah gerak Cinta
Gerak alam ini adalah gerak Cinta
Semua gerak yang kulihat adalah gerak Cinta

Kicau burung adalah suara Cinta
KeRamaian pasar adalah suara Cinta
Segala suara disekitarku adalah suara Cinta

Perhatikanlah…
Dengarkanlah…
Simaklah…
Betapa indahnya suara Cinta…

Satukanlah semuanya dalam Cinta
Maka, kau akan temukan kesunyian dalam keRamaian….
Kesunyian yang menggemakan nama Cinta

 

Ini adalah tingkatan pemahaman yang meyakini bahwa tidak ada satupun gerak yang dia lihat dengar dan rasakan di alam semesta ini, termasuk gerak tubuhnya sendiri yang bergerak kecuali atas kehendak Sang Maha Cinta.

Dimana walaupun para penghuni alam semesta ini tidak menyadari, namun tidak bisa dipungkiri lagi bahwa dari sudut pandang dimensi kuantum, semua gerakan yang terlihat dan terjadi di alam semesta ini pada dasarnya adalah gerakan yang di atur dari dimensi tertinggi alam semesta.

Yaitu berasal dari Sang Kesadaran Tertinggi alam semesta ini

Di mana Cinta kau cari......

Saat kau mulai mengamati alam dan semua
kejadian....
Kau temukan bukti-bukti dan pelajaran.....

Ketika angin sepoi membelai rambutmu...
Ketika tetes hujan membasahi mukamu....
Ketika mentari menghangati kulitmu.......
Ketika bumi menjaga langkahmu......
Ketika sinar yang padang memperlihatkan
padamu...
Ketika Suara-suara yang tajam
memperdengarkan padamu.....

Maka, dimanakah sesungguhnya Cinta berada ?

Terasakan keindahan.......
Yang bercerita banyak tentang rasa.....
Yang mengacuhkan logika-logika yang pintar.....

Jikalau kau bertanya tentang Cinta
Tanyakanlah pada cermin di dinding....
Maka kau akan tahu Cinta yang kau cari......

Kita harus menyadari, bahwa titik awal pencarian Sang Maha Cinta, seharusnya bermula dari melihat ke dalam diri kita sendiri. Kita harus mengenal terlebih dahulu tentang siapakah kita ini sebenarnya.

Hanya setelah kita telah mengenal mengenai siapakah diri kita ini yang sebenarnya, barulah kita bisa menemukan Sang Maha Cinta, yaitu di dalam hatimu sendiri.

kutulis namaMu di lembutnya pasir pantai sore itu,
tapi ombak menghapusnya

kutulis lagi namaMu kala rembulan menawarkan sinarnya
tapi pasang melandanya

kuukir namaMu di batu karang ,
tuk kulihat lagi setahun kemudian.
Kini kudatang lagi,
tuk mencari guratan namaMu di batu karang itu,
dan hatiku sedih
karena namaMu sudah hilang
menjanjikan kesunyian

Dan kupergi ke sungai,
untuk bertanya pada alirannya
dimanakah harus kupahat namaMu

Di hatimu............................

Dan kini,
kupahat namaMu dalam hatiku
karena abadi hanya dalam hati
karena cinta bukan hanya dengan kata-kata

Hati adalah media utama bagi setiap insan untuk bisa mendekati Sang Maha Cinta. Namun itu akan terserah dan tergantung pada individu masing-masing, seberapa jauh dia akan berusaha menggunakan hatinya untuk bisa mendapatkan Sang Maha Cinta.

Itu semua adalah pilihan hidup masing-masing. Apakah dirimu akan menggunakan hatimu di jalan cinta atau justu di jalan yang akan semakin menjauhkan dirimu dari cinta.





Rasa dan Karsa sudah hilang
tidak tahu lagi apa yg teralami

Aku.....
siapakah aku.....?
tidak ada aku di sini

keindahan-Mu menyelimuti dan merajai suasana
dan arus-Mu terlalu kuat untuk dilawan
berputar dalam pusaran
cahaya2 yang tak mempunyai warna
menyatu di dalam-Nya

ingin selamanya di sini
ingin selalu bersama dengan yang hakiki
ingin terlindungi yang tak pernah mati

biarlah selamanya di sini
mengambang di antara hidup dan mati
bersatu dng pancaran abadi

tetap di sini
tetap di suasana ini
tidak ingin pergi.......

Semua contoh puisi para sufi penganut ajaran tasawuf di atas menunjukkan betapa mereka sangat menyanjung Cinta dan dengan Cinta itulah mereka bisa menembus batasan dimensi untuk sekedar bisa lebih dekat dan mencintai Sang Maha Cinta.

Ada tiga tahapan yang harus dilalui oleh setiap pencari Cinta. Yaitu ma’rifah atau kenali dirimu sendiri, lalu muqarrobah atau pendekatan, dan mahabbah atau cinta.

Ma’rifah adalah tahapan dimana kamu sudah mulai mengenal siapa dirimu yang sebenarnya, bahwa dirimu yang sebenarnya bukanlah tubuh yang selama ini kita lihat, bahkan bukan pula kesadaran atau jiwa yang menggerakkan tubuh kita ini, karena baik tubuh kita ini maupun kesadaran atau jiwa kita ini hanyalah kesemuan belaka, atau sama sekali tidak nyata.

Hal ini sesuai dengan pendapat ilmuwan fisikan quantum dengan teori alam semesta hologramnya yang menjelaskan bahwa bagaimana secara logika bisa disimpulkan mengapa alam semesta dan seluruh penghuninya termasuk kita hanyalah sebuah refleksi imajinasi semu belaka yang di refleksikan dari dimensi tertinggi.

Satu-satunya yang Maha Nyata adalah Sang Maha Cinta itu sendiri, tidak ada satupun yang lebih nyata dibanding Sang Maha Cinta.

Muqarrobah adalah tahapan pendekatan yang dilakukan setelah tahap perkenalan dilewati. Dimana kita akan berusaha melakukan sekuat mungkin cara untuk lebih mendekatkan diri kita dan jiwa kita kepada Sang Maha Cinta. Dan cara itu biasanya dengan lebih banyak memahami kalau semua yang kita lakukan adalah Sang Maha Cinta yang menggerakkan, bahwa tidak ada daya dan upaya melainkan atas kehendak Sang Maha Cinta.

Hanya dengan benar-benar memahami dan meyakini hal itu maka seorang pencari Cinta akan lebih ikhlas dan tenang dalam menghadapi apapun yang tejadi pada dirinya, baik itu hal yang baik atau hal yang buruk.

Mahabbah adalah tingkatan tertinggi, dimana seorang pencari Cinta akhirnya benar-benar telah merasakan ke Maha Agungan Cinta langsung dari dimensi tertinggi Sang Maha Cinta. Pada tahapan ini biasanya si pencari Cinta akan merasakan rasa Cinta yang sangat dalam kepada semua penghuni alam semesta sebagai refleksi Cinta nya kepada Sang Maha Cinta.

Dan seringkali, tanpa dia sadari atau tanpa dia inginkan, dengan kekuatan Cinta yang dia miliki, dia bisa melampaui batasan hukum alam tiga dimensi. Sehingga dia bisa melakukan berbagai hal yang dipandang sebagai suatu keajaiban dari sudut pandang orang awam.

Yang mana dia sendiri menyadari bahwa semua keajaiban itu bukanlah dia yang menggerakkan, namun Sang Maha Cinta yang menggerakkan keajaiban tersebut melalui tubuhnya sebagai media untuk mengalirkan kekuatan dari dimensi tertinggi sehingga akhirnya bisa mewujudkan keajaiban tersebut

Aku lumayan memahami konsep para sufi itu, namun yang jadi pertanyaanku adalah, walaupun aku sering membuat para pria lain jatuh cinta, namun aku sendiri belum pernah sekalipun merasakan yang namanya jatuh cinta. Aku sama sekali belum tahu bagaimana rasanya jatuh cinta.

Sony tampak mengamati diriku sejenak, lalu dia berkata“enggggg...., bos? coba kau lihat perubahan tingkat hormon dan perubahan warna auramu saat ini” dari nada suaranya sepertinya dia menyadari ada sesuatu dari tingkat hormon ku dan warna auraku

aku pun mengaktifkan kemampuan mata batinku lagi dan langung melihat ke dalam diriku sendiri, dan memang benar kata Sony, semua perubahan hormon khusus ini dan warna aura khusus ini menunjukkan kalau....

“aku sedang jatuh cinta?” aku menatap ke arah Sony dengan pandangan bingung

“kok? Apa maksudnya? Lalu dengan siapa? Kenapa aku sendiri tidak tahu?”
lanjut ku semakin bingung

Tiba-tiba saja, dalam benakku aku melihat gambaran wajah pemuda penjelajah waktu yang dulu pernah menghajarku di jaman China kuno. Apa ini? Kenapa aku tiba-tiba membayangkan wajah dia?

Jangan bilang kalau kehangatan dan rasa gelisah yang sedang aku rasakan saat ini adalah rasa yang ada hubungannya dengan pemuda itu? masa sih tanpa aku sadari aku merasakan rasa cinta kepada pemuda itu?

Dan saat Sony akan menjawab pertanyaanku, tiba-tiba saja bulu kudukku merinding dan pemandangan di depanku menghilang, sebagai pertanda kalau aku sedang dalam proses perpindahan dimensi ruang dan waktu ke jaman yang lain.

Dan ketika pemandangan di jaman di depanku telah terlihat jelas. Aku langsung di kagetkan oleh sesosok anak kecil berusia sekitar 5 tahun yang langsung terkejut melihat aku tiba-tiba saja muncul di hadapannya seperti hantu.

Anehnya aku merasa seperti pernah melihat anak ini sebelumnya, tunggu dulu apakah anak ini jangan-jangan....

“kamu seorang penjelajah waktu juga?” celetuk anak itu dengan polosnya

Benar kan, seru ku dalam hati. Dia mirip sekali dengan pemuda yang pernah menghajarku waktu di jaman China kuno, berarti anak ingusan di depanku ini adalah dia sewaktu dia masih kecil?

Tunggu dulu, kenapa rasa gelisah yang aku rasakan sedari tadi seketika menghilang ketika melihat anak ingusan ini? Apakah perasaan yang aku rasakan sebelum aku dikirim ke jaman ini ada hubungannya dengan anak ini? Aku gak bisa menyangkal juga sih kalau pemuda itu lumayan keren dan ganteng. Cuman sombongnya itu lho yang bikin geregetan. Dan si anak kecil ini mirip sekali dengan pemuda itu, hanya saja, anak kecil ini terlihat lebih manis.

Tiba-tiba saja aku jadi ingat dengan perkataan pemuda itu, waktu itu dia mengatakan kalau aku sama sekali tidak berubah? Apakah itu berarti bagi dia pertemuan yang aku anggap sebagai pertemuan pertama ku dengannya, justru dari sudut pandang dia adalah pertemuan yang kedua? Dimana pertemuan dia yang pertama denganku adalah sekarang ini? Sewaktu dia masih kecil? Oh my God..!! jadi begitu..?!!

Melihat dari lusuhnya dan berantakannya penampilannya anak kecil yang ada di hadapanku, aku jadi teringat dengan diriku sendiri yang masih kecil yang juga kurang lebih sama berantakannya dengan anak kecil ini. Dimana walaupun kami bedua sama-sama memiliki kekuatan penjelajahan waktu namun justu kekuatan itu membuat kami menjadi pengembara waktu tanpa memiliki tujuan yang pasti dan tanpa orang-orang yang bisa membimbing dan menyayangi kita dengan sepenuh hati.

Anak ini pasti sudah melewati hari-hari yang sangat berat selama lima tahun ini di bebagai jaman yang aku rasa tidak akan besikap Ramah kepada anak sekecil ini. Tanpa terasa mataku terasa basah dan hangat oleh air mata haru membayangkan beratnya kehidupan yang dia jalani selama ini.

Apabila dia terus dibiarkan seperti ini aku yakin dia akan tumbuh menjadi orang yang membenci kehidupan dan orang-orang sekitarnya. Dia harus diselematkan mumpung masih kecil dan masih bisa diberikan pemahaman dan kasih sayang.

Tu..tunggu dulu..?!! jangan-jangan..?!! jangan-jangan misiku kali ini adalah menjadi pembimbing dan pelatih bagi anak ini selama setahun? Pantas saja setelah dewasa pemuda itu memiliki kemampuan sebesar itu, pasti karena sejak kecil dia sudah aku latih dengan berbagai kemampuan tingkat tinggi yang aku miliki sekarang.

Rasanya aku jadi mengerti apa yang dirasakan pemuda itu saat bertemu denganku yang berumur 16 tahun yang belum menyadari hal ini sebelumnya. Dia pasti sudah sangat rindu sekali setelah 11 tahun terpisah denganku. Dan aku yang tidak menyadari hal itu malah bersikap curiga dan berusaha menyerangnya teus sehingga terpaksa dia mengeluarkan kekuatannya untuk melawanku juga.

Setelah tidak bertemu sekian lama pastilah dia ingin membicarakan begitu banyak hal kepadaku, tapi itu semua dia tahan karena dia tidak ingin mengacaukan aliran sejarah, yang aku yakin aku yang sekarang pasti akan menceritakan tentang pertemuan pertama kita nanti, sehingga dia mengetahui detail yang harus dia lakukan ketika bertemu denganku nanti setelah dia berumur 16 tahun.

Pantas saja, sepanjang pertarunganku dengannya sewaktu di jaman China kuno, aku perhatikan matanya selalu melihat ke arahku dengan hangat dan penuh kerinduan yang seolah ditahan. Astaga, tanpa aku sadari aku telah besikap jahat kepadanya saat itu dan tidak memperdulikan perasaannya.

Tapi dia rela menjalani semua peran yang haus dia lakukan sesuai aliran sejarah sambil menahan menunjukkan perasaannya padaku, yang dia sendiri menyadari bahwa entah kapan dia bisa bertemu denganku lagi.

Menyadari hal itu, dan menyadari bahwa sebenarnya hubungan antara kami berdua tidak sesederhana itu dan bahkan mungkin lebih dalam dari itu, entah bagaimana hatiku semakin terasa hangat, ya ampun, apakah sekarang aku jadi benar-benar mulai menyukai dan mencintai pemuda itu.

Pada saat hatiku merasakan dorongan rasa cinta, secara otomatis kekuatan penjelajahan waktu ku membawaku melintasi dimensi ruang dan waktu menemui orang yang menyebabkan hatiku merasakan rasa cinta itu. Padahal seingatku aku belum genap setahun berada di jaman sebelumnya, tapi aku langsung dikirim ke jaman ini seketika untuk dipertemukan dengan pemuda itu yang saat ini masih kecil.

Aku jadi teringat kembali dengan makna kata-kata cinta para sufi tersebut. Bahwa;

Hanya Cinta satu-satunya hal yang bisa melintasi batasan dimensi ruang dan waktu.
Cinta tidak bisa dibatasi dan tidak pernah ada batasannya.

Bila rasa cinta yang aku rasakan kepada pemuda ini bisa membawaku menemuinya dengan bahkan mendobrak batasan peraturan kekuatan penjelajahan waktuku, maka apakah rasa cinta ku kepada pemuda itu dan rasa cintanya kepadaku yang nantinya akan menjadi kunci jawaban dari semua misteri asal usul dan pengendalian kekuatan penjelajahan waktu ku ini?

Aku merenung sejenak, kemudian tersenyum manis, saat merasakan rasa hangat di dalam hati ku yang semakin lama semakin terasa menggumpal di dalam dada seiring dengan semakin cepatnya jantungku berdenyut. Setiap denyut jantung yang kurasakan saat ini semakin membuat hatiku terasa nyaman dan hangat.

Apabila benar begitu, maka benarlah sudah bahwa, Cinta adalah kuncinya.

Aku tidak tahu mengapa, tapi entah mengapa air mataku saat ini mulai terasa hangat membasahi mataku. Sambil tersenyum aku menatap mata anak kecil di hadapanku yang mulai saat ini dan seterusnya akan saling membangun ikatan tak terlihat antara kita yang akan mampu menembus batasan dimensi ruang dan waktu, ikatan hangat yang dikatakan cinta.

Kemudian dengan lembut aku berkata ....


“penjelajah waktu juga? jangan-jangan kamu juga.....?”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar