THE REAL DIARY OF A TIME TRAVELER

CHAPTER 5: SECRET IDENTITY - 7.Lambang Misterius

S
udah seminggu sejak Bapaknya Dhany menyerahkan diri ke polisi. Seluruh Perusahaannya kini dipegang oleh Maminya Dhany. Semua teman-teman segenknya hari ini datang ke rumah Dhany untuk melihat keadaannya. Mudah-mudahan saja setelah mengetahui kalau bapaknya ternyata adalah gembong narkoba, doi sekarang mo berenti make. Kedatangan mereka juga sekedar pengen ngasih tau ke Dhany kalau sekolah mulai diaktifkan lagi besok, sehubungan dengan sudah selesainya perbaikan beberapa tembok ruangan kelas yang hancur.

          Sesampainya mereka di rumah Dhany, mereka agak kaget juga. Soalnya sekarang rumah Dhany sudah selesai diperbaiki, bahkan jauh lebih bagus daripada yang dulu. Mereka ampe beberapa kali nyasar karena nggak nyangka kalau rumahnya udah berubah jauh.
          Oleh pelayan di rumah itu dikatakan kalau Dhany-nya sekarang sudah masuk Panti Rehabilitasi untuk orang-orang yang kecanduan narkotik. Mungkin doi harus menjalani perawatan disana selama satu bulan. Semua teman-teman segengnya langsung menarik nafas lega, ternyata usaha mereka nggak sia-sia.
Mereka langsung menuju ke Panti itu setelah diberikan alamatnya oleh pelayan itu.

          Sesampainya mereka disana, mereka tidak diperbolehkan untuk menemui Dhany oleh petugas di Panti itu. Mereka hanya boleh dihubungi Dhany lewat telepon, tapi mereka tidak boleh menghubungi Dhany lewat telepon. Kata petugasnya memang sudah kayak gini peraturan Panti ini, pasien disini tidak diperbolehkan menemui siapapun sampai masa perawatannya selesai. Jadi mereka baru bisa bertemu dengan Dhany sekitar satu bulan lagi.
Ketika mereka akan pergi meninggalkan Panti itu. Salah satu perawat di Panti itu memberikan selembar surat yang ditulis oleh Dhany. Katanya Dhany menyuruhnya memberikan surat ini kepada teman-temannya kalau mereka semua datang menjenguknya.
Lalu sambil duduk-duduk di salah satu bangku yang terdapat di lobi Panti itu, Dewa cs membuka surat Dhany yang ditujukannya buat mereka semua….



Boeat Dewa, Putri, Febby, Sisca, Peter dan Shaden.
           Yang pada sok cakep…

          Kalau lo semua lagi ngebaca surat ini, berarti gue udah dalam masa perawatan di Panti ini dan gue baru bisa balas ngejitakin lo semua yang berani-beraninya ngeroyokin gue, sebulan kemudian.
          Gue mo ngasih tau sesuatu ama lo pade. Sebenernya gue udah tau lama kok kalau bokap gue adalah gembong narkoba. Gue sengaja make narkoba yang dijual bokap gue dengan harapan bokap gue mo berhenti ngejual barang itu, kalau doi tau gue ternyata make barang yang dijualnya.
Hehehe…, agak konyol ye…caranya. Biarin. Yang penting rencana gue sukses besar. Walaupun gue malah nginep disini selama sebulan.
          Gue sendiri agak heran juga, bokap gue tuh taunya dari mana ya, kalau gue make. Tau-taunya doi nemuin gue sambil nangis-nangis terus masukin gue di panti ini. Apa pas pertama kali ngeliat gue, doi langsung nyadar ya kalau gue lagi make??!!
Sebodo amat…yang penting sekarang Bokap gue udah insaf, untung aje ye doi cuma dihukum kurungan enem puluh taon.
Udah deh gitu aja, kalau kelamaan nulis gue malah ngebayangin muka lo pade, jadi enegh gue.
Hehehe….



Dari
Temen lo yang paling cakep didunia dan sekitarnya

Dhany

Jaminan mutu

          Semua teman-teman Dhany yang membaca surat itu tersenyum haru. Ternyata Om Handoko nggak mo ngasih tau ke Dhany kalau Doi sebenernya dikasih tau tentang Dhany dari Dewa cs. Tapi nggak papa deh, nggak masalah kok kalau Dhany tau apa nggak yang penting sekarang Dhany udah berhenti make narkoba.
          Tapi walaupun begitu mereka juga nggak nyangka sama sekali kalau Dhany ternyata udah tau kalau bokapnya adalah gembong, dan justru doi make narkoba agar bokapnya mo berhenti jadi gembong narkoba.
Bener-bener nggak bisa dipercaya tuh anak, nekat amat.

          Tapi kini mereka semua bisa bernafas lega, karena teman mereka dalam keadaan yang baik-baik saja saat ini. Untuk saat ini mereka bisa pulang ke rumah masing-masing dengan perasaan lega. Tapi sesuai dengan rencana, setelah masalah Dhany klir, kini mereka harus mulai mempersiapkan diri mereka untuk mencari tahu jati diri mereka. Untuk mencari tahu siapa mereka semua ini sebenarnya.

*****

Pagi itu udaranya cerah sekali, anak-anak SMU Harapan Bangsa sudah mulai masuk sekolah lagi. Masalah hancurnya tembok beberapa ruangan kelas sudah dikonfirmasikan kepada seluruh orang tua wali murid, pihak sekolah mengatakan itu kemungkinan disebabkan oleh kesalahan peletakan pondasi, sehingga tembok-tembok itu runtuh dengan sendirinya. Dan kini setelah direnovasi kembali, murid-murid sudah bisa  belajar dengan tenang.
          Sebenarnya sih, itu penjelasan yang dianjurkan pihak penyelidikan kepolisian pada pihak sekolah untuk diberikan kepada seluruh orang tua wali murid. Karena aslinya sih, sampe saat ini pihak kepolisian masih belon bisa memastikan, benda seperti apa yang telah menabrak seluruh tembok-tembok itu dengan kecepatan tinggi.

Beberapa murid-murid yang lain masih banyak yang ngerumpi ngomongin tentang hancurnya tembok beberapa ruangan kelas seminggu yang lalu itu. Mereka kayaknya juga agak ngerasa aneh kalau hancurnya tembok-tembok itu dikatakan cuma karena pondasi yang lemah lalu runtuh dengan sendirinya.  Soalnya mereka sendiri yang mengalami kejadiannya, seiring dengan hancurnya tembok-tembok itu terdengar suara keras seperti ledakan bom, makanya mereka mengira kalau itu adalah bom.

          Sementara itu Peter yang sebenarnya jadi biang hancurnya tembok-tembok itu cuma bisa cengengesan geli mendengar omongan murid-murid lain yang menyangka kalau itu adalah bom.
“Oi.., malah nyengir lo..” ujar Shaden sambil memukul bahu Peter “Gara-gara lo tuh satu sekolah ampe heboh gini..”
Peter sewot “Yeee.., kan bukan gue aja, si Dhany juga tuh salain..”
“Udah ah…, masih pagi gini udah ngomongin orang lain..” celetuk Putri sambil menyeruput teh botolnya.
“Eh tuh si Dewa…” tunjuk Sisca dan Febby.
Dewa yang melihat teman-temannya lagi pada duduk nyantai di bangku panjang di bawah pohon akasia yang tumbuh di taman sekolah itu, langsung nyamperin mereka.
Setelah ber-give me five dengan mereka semua Dewa langsung nyeletuk.
“Guys.., gue dapet info baru lagi nih..”
“Info apaan..?” tanya mereka
“Info mudik..??”
“Yeee… nggak nyambung..” seloroh Dewa “Nih…liat..” ujar Dewa sambil menunjukkan kertas Faximile yang terdapat nama Dewa dan di bagian bawah kertas itu terdapat lambang aneh, seperti dua lambang Nike terbalik (itu tuh merk sepatu dari Amrik) yang saling berhadapan dan hampir saling bertautan satu sama lain, yang satu di atas yang lainnya di bawah. Di antara kedua lambang itu ada lingkaran kecil. Sepintas lambang itu mirip dengan huruf  S yang dibagian tengahnya di pisahkan oleh lingkaran kecil.

“Apaan nih…??” tanya Peter.
“Lo cuman mo nunjukin nama lo…??!!” celetuk Sisca.
Dewa mendengus kesal “Jangan liatin nama gue..!!! tapi liat lambang aneh di pojokan bawah surat ini..!!”
“Lambang apaan sih nih..??” tanya Putri penasaran
“Fax ini gue dapet dari Kepala Panti asuhan Asah Asih Asuh…” ujar Dewa.
“Darimana doi tau nomor telepon ama fax rumah lo…??” tanya Febby.

          Dewa tersenyum “Gue yang kasih tau.., sebenernya gini…, tadi malem gue nelpon Panti itu dan gue ngomong-ngomong soal masa lalu kita ama Kepala Panti, terus tiba-tiba Kepala panti teringat dengan kertas yang bertuliskan nama kita yang terdapat di balik selimut bayi kita masing-masing. Pak kepala panti merasa agak aneh dengan lambang unik yang terdapat dibawah nama kita itu. Untung aja Kepala Panti masih menyimpan tujuh lembar kertas yang bertuliskan nama kita itu di brankas Panti. Terus gue minta dikirimin lewat Fax di rumah gue, gue mikirnya siapa tau lambang aneh ini bisa kita jadiin petunjuk untuk mencari tau asal-usul kita semua..”

          “Lo emang top abis maann.., “ puji Shaden sambil memukul bahu Dewa
“Oke deh…, mulai sekarang kita semua nyari tau tentang semua hal yang berhubungan dengan lambang ini..” ujar Febby “Kita bisa nyari di Internet, Koran, majalah, atau arsip-arsip lama di perpustakaan daerah..oke..??!!”
Semuanya langsung mengangguk mantap.
Tak lama kemudian bel masuk berbunyi, mereka semua segera menuju ke kelasnya untuk mengikuti pelajaran.
Sepulang sekolah, mereka berpencar untuk mencari info tentang lambang unik itu, ada yang ke perpustakaan, ada yang ke warung internet, ada yang ke tempat penjual majalah bekas, malah ada yang ke dukun.., siapa lagi kalau bukan Shaden dan Peter.
        Tapi ternyata mencari info tentang lambang unik itu, tidak semudah yang mereka kira. Sudah selama berminggu-minggu mereka mencoba mencari tau tentang lambang itu, tak terasa sudah lewat sebulan. Anak-anak udah pada putus asa, padahal satu-satunya petunjuk tentang jati diri mereka cuma lambang misterius itu. Tapi sampe sekarang mereka belon nemuin petunjuk apapun tentang lambang itu.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar