S
|
udah seminggu sejak Bapaknya Dhany
menyerahkan diri ke polisi. Seluruh Perusahaannya kini dipegang oleh Maminya Dhany.
Semua teman-teman segenknya hari ini datang ke rumah Dhany untuk melihat
keadaannya. Mudah-mudahan saja setelah mengetahui kalau bapaknya ternyata
adalah gembong narkoba, doi sekarang mo berenti make. Kedatangan mereka juga
sekedar pengen ngasih tau ke Dhany kalau sekolah mulai diaktifkan lagi besok,
sehubungan dengan sudah selesainya perbaikan beberapa tembok ruangan kelas yang
hancur.
Sesampainya mereka di rumah Dhany, mereka agak kaget juga. Soalnya
sekarang rumah Dhany sudah selesai diperbaiki, bahkan jauh lebih bagus daripada
yang dulu. Mereka ampe beberapa kali nyasar karena nggak nyangka kalau rumahnya
udah berubah jauh.
Oleh pelayan di rumah itu dikatakan kalau Dhany-nya sekarang sudah masuk
Panti Rehabilitasi untuk orang-orang yang kecanduan narkotik. Mungkin doi harus
menjalani perawatan disana selama satu bulan. Semua teman-teman segengnya
langsung menarik nafas lega, ternyata usaha mereka nggak sia-sia.
Mereka langsung menuju ke Panti itu
setelah diberikan alamatnya oleh pelayan itu.
Sesampainya mereka disana, mereka tidak diperbolehkan untuk menemui Dhany
oleh petugas di Panti itu. Mereka hanya boleh dihubungi Dhany lewat telepon,
tapi mereka tidak boleh menghubungi Dhany lewat telepon. Kata petugasnya memang
sudah kayak gini peraturan Panti ini, pasien disini tidak diperbolehkan menemui
siapapun sampai masa perawatannya selesai. Jadi mereka baru bisa bertemu dengan
Dhany sekitar satu bulan lagi.
Ketika mereka akan pergi meninggalkan
Panti itu. Salah satu perawat di Panti itu memberikan selembar surat yang
ditulis oleh Dhany. Katanya Dhany menyuruhnya memberikan surat ini kepada
teman-temannya kalau mereka semua datang menjenguknya.
Lalu sambil duduk-duduk di salah satu
bangku yang terdapat di lobi Panti itu, Dewa cs membuka surat Dhany yang
ditujukannya buat mereka semua….
Boeat Dewa, Putri, Febby, Sisca, Peter
dan Shaden.
Yang pada sok cakep…
Kalau lo semua lagi ngebaca surat ini, berarti gue udah dalam masa
perawatan di Panti ini dan gue baru bisa balas ngejitakin lo semua yang
berani-beraninya ngeroyokin gue, sebulan kemudian.
Gue mo ngasih tau sesuatu ama lo pade. Sebenernya gue udah tau lama kok kalau
bokap gue adalah gembong narkoba. Gue sengaja make narkoba yang dijual bokap
gue dengan harapan bokap gue mo berhenti ngejual barang itu, kalau doi tau gue
ternyata make barang yang dijualnya.
Hehehe…, agak konyol ye…caranya. Biarin.
Yang penting rencana gue sukses besar. Walaupun gue malah nginep disini selama
sebulan.
Gue sendiri agak heran juga, bokap gue tuh taunya dari mana ya, kalau
gue make. Tau-taunya doi nemuin gue sambil nangis-nangis terus masukin gue di
panti ini. Apa pas pertama kali ngeliat gue, doi langsung nyadar ya kalau gue
lagi make??!!
Sebodo amat…yang penting sekarang Bokap
gue udah insaf, untung aje ye doi cuma dihukum kurungan enem puluh taon.
Udah deh gitu aja, kalau kelamaan nulis
gue malah ngebayangin muka lo pade, jadi enegh gue.
Hehehe….
Dari
Temen lo yang paling cakep didunia dan
sekitarnya
Dhany
Jaminan mutu
Semua teman-teman Dhany yang membaca surat itu tersenyum haru. Ternyata
Om Handoko nggak mo ngasih tau ke Dhany kalau Doi sebenernya dikasih tau
tentang Dhany dari Dewa cs. Tapi nggak papa deh, nggak masalah kok kalau Dhany
tau apa nggak yang penting sekarang Dhany udah berhenti make narkoba.
Tapi walaupun begitu mereka juga nggak nyangka sama sekali kalau Dhany
ternyata udah tau kalau bokapnya adalah gembong, dan justru doi make narkoba
agar bokapnya mo berhenti jadi gembong narkoba.
Bener-bener nggak bisa dipercaya tuh
anak, nekat amat.
Tapi kini mereka semua bisa bernafas lega, karena teman mereka dalam
keadaan yang baik-baik saja saat ini. Untuk saat ini mereka bisa pulang ke
rumah masing-masing dengan perasaan lega. Tapi sesuai dengan rencana, setelah
masalah Dhany klir, kini mereka harus mulai mempersiapkan diri mereka untuk
mencari tahu jati diri mereka. Untuk mencari tahu siapa mereka semua ini
sebenarnya.
*****
Pagi itu udaranya cerah sekali,
anak-anak SMU Harapan Bangsa sudah mulai masuk sekolah lagi. Masalah hancurnya
tembok beberapa ruangan kelas sudah dikonfirmasikan kepada seluruh orang tua
wali murid, pihak sekolah mengatakan itu kemungkinan disebabkan oleh kesalahan
peletakan pondasi, sehingga tembok-tembok itu runtuh dengan sendirinya. Dan
kini setelah direnovasi kembali, murid-murid sudah bisa belajar dengan tenang.
Sebenarnya sih, itu penjelasan yang dianjurkan pihak penyelidikan
kepolisian pada pihak sekolah untuk diberikan kepada seluruh orang tua wali
murid. Karena aslinya sih, sampe saat ini pihak kepolisian masih belon bisa
memastikan, benda seperti apa yang telah menabrak seluruh tembok-tembok itu
dengan kecepatan tinggi.
Beberapa murid-murid yang lain masih
banyak yang ngerumpi ngomongin tentang hancurnya tembok beberapa ruangan kelas
seminggu yang lalu itu. Mereka kayaknya juga agak ngerasa aneh kalau hancurnya
tembok-tembok itu dikatakan cuma karena pondasi yang lemah lalu runtuh dengan
sendirinya. Soalnya mereka sendiri yang
mengalami kejadiannya, seiring dengan hancurnya tembok-tembok itu terdengar
suara keras seperti ledakan bom, makanya mereka mengira kalau itu adalah bom.
Sementara itu Peter yang sebenarnya jadi biang hancurnya tembok-tembok
itu cuma bisa cengengesan geli mendengar omongan murid-murid lain yang
menyangka kalau itu adalah bom.
“Oi.., malah nyengir lo..” ujar Shaden
sambil memukul bahu Peter “Gara-gara lo tuh satu sekolah ampe heboh gini..”
Peter sewot “Yeee.., kan bukan gue aja,
si Dhany juga tuh salain..”
“Udah ah…, masih pagi gini udah
ngomongin orang lain..” celetuk Putri sambil menyeruput teh botolnya.
“Eh tuh si Dewa…” tunjuk Sisca dan
Febby.
Dewa yang melihat teman-temannya lagi
pada duduk nyantai di bangku panjang di bawah pohon akasia yang tumbuh di taman
sekolah itu, langsung nyamperin mereka.
Setelah ber-give me five dengan
mereka semua Dewa langsung nyeletuk.
“Guys.., gue dapet info baru lagi nih..”
“Info apaan..?” tanya mereka
“Info mudik..??”
“Yeee… nggak nyambung..” seloroh Dewa
“Nih…liat..” ujar Dewa sambil menunjukkan kertas Faximile yang terdapat nama Dewa
dan di bagian bawah kertas itu terdapat lambang aneh, seperti dua lambang Nike
terbalik (itu tuh merk sepatu dari Amrik) yang saling berhadapan dan hampir
saling bertautan satu sama lain, yang satu di atas yang lainnya di bawah. Di
antara kedua lambang itu ada lingkaran kecil. Sepintas lambang itu mirip dengan
huruf S yang dibagian tengahnya di
pisahkan oleh lingkaran kecil.
“Apaan nih…??” tanya Peter.
“Lo cuman mo nunjukin nama lo…??!!”
celetuk Sisca.
Dewa mendengus kesal “Jangan liatin nama
gue..!!! tapi liat lambang aneh di pojokan bawah surat ini..!!”
“Lambang apaan sih nih..??” tanya Putri
penasaran
“Fax ini gue dapet dari Kepala Panti
asuhan Asah Asih Asuh…” ujar Dewa.
“Darimana doi tau nomor telepon ama fax
rumah lo…??” tanya Febby.
Dewa tersenyum “Gue yang kasih tau.., sebenernya gini…, tadi malem gue
nelpon Panti itu dan gue ngomong-ngomong soal masa lalu kita ama Kepala Panti,
terus tiba-tiba Kepala panti teringat dengan kertas yang bertuliskan nama kita
yang terdapat di balik selimut bayi kita masing-masing. Pak kepala panti merasa
agak aneh dengan lambang unik yang terdapat dibawah nama kita itu. Untung aja
Kepala Panti masih menyimpan tujuh lembar kertas yang bertuliskan nama kita itu
di brankas Panti. Terus gue minta dikirimin lewat Fax di rumah gue, gue
mikirnya siapa tau lambang aneh ini bisa kita jadiin petunjuk untuk mencari tau
asal-usul kita semua..”
“Lo emang top abis maann.., “ puji Shaden sambil memukul bahu Dewa
“Oke deh…, mulai sekarang kita semua
nyari tau tentang semua hal yang berhubungan dengan lambang ini..” ujar Febby
“Kita bisa nyari di Internet, Koran, majalah, atau arsip-arsip lama di
perpustakaan daerah..oke..??!!”
Semuanya langsung mengangguk mantap.
Tak lama kemudian bel masuk berbunyi,
mereka semua segera menuju ke kelasnya untuk mengikuti pelajaran.
Sepulang sekolah, mereka berpencar untuk
mencari info tentang lambang unik itu, ada yang ke perpustakaan, ada yang ke
warung internet, ada yang ke tempat penjual majalah bekas, malah ada yang ke
dukun.., siapa lagi kalau bukan Shaden dan Peter.
Tapi ternyata mencari info tentang lambang unik itu, tidak semudah yang
mereka kira. Sudah selama berminggu-minggu mereka mencoba mencari tau tentang
lambang itu, tak terasa sudah lewat sebulan. Anak-anak udah pada putus asa,
padahal satu-satunya petunjuk tentang jati diri mereka cuma lambang misterius
itu. Tapi sampe sekarang mereka belon nemuin petunjuk apapun tentang lambang
itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar