Para ilmuwan fisika kuantum sudah lebih dari satu dekade ini
menemukan bahwa sebenarnya alam semesta ini adalah suatu hologram, dimana
sebenarnya tidak ada satupun dari yang ada di dunia ini adalah nyata. Para
imuwan juga mengakui bahwa model ini tidak mudah dicernakan; paham ini terlalu
radikal sehingga menjungkirbalikkan semua sistem kepercayaan kita sebelumnya, terutama
pemahaman akal sehat kita tentang benda dan waktu dan ruang.
Namun para ilmuwan yakin bahwa suatu saat nanti suatu
generasi baru akan tumbuh, generasi yang terbiasa dengan cara berpikir
holografis; dan untuk memudahkan itu, ilmuwan fisika kuantum menganjurkan agar
siswa di sekolah belajar tentang paradoks sejak sekolah dasar, oleh karena
temuan-temuan ilmiah yang baru selalu penuh dengan kontradiksi.
Sehingga apabila nanti sudah ada generasi baru yang sudah
terbiasa dengan konsep berpikir bahwa alam semesta ini adalah hologram, maka
segala sesuatu hal yang saat ini kita anggap sebagai sihir atau keajaiban atau
mistis dan tahayul akan bisa dilakukan oleh para generasi ini sebagai suatu
kegiatan yang wajar dan biasa untuk dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Termasuk juga penjelajahan waktu.
Terkait dengan penjelajahan waktu para ilmuwan fisika
memiliki pertanyaan mendasar yang menjadi pertanyaan besar tentang mungkin atau
tidaknya penjelajahan waktu dilakukan. Pertanyaan ini akhirnya menjadi diskusi
dan debat tak berkesudahan di seluruh dunia diantara para ilmuwan fisika
kuantum dan matematika. Sebagian besar masyarakat dunia menamai pertanyaan
besar itu sebagai...
Paradox kakek buyut.
Paradox kakek buyut ini adalah kisah pengandaian. Dimana
apabila seseorang berhasil mengembara ke masa lampau lalu memutuskan untuk
membunuh kakeknya sendiri, maka pertanyaannya, apabila dia membunuh kakeknya di
masa lampau, maka tentu saja hasilnya kakeknya tidak akan bisa menikah dengan
neneknya, sehingga bapak ibunya tidak akan lahir, sehingga si pengembara waktu
ini tidak akan mungkin di lahirkan dunia ini. Lalu apabila dia tidak pernah
dilahirkan, bagaimana caranya dia bisa ada dan memutuskan untuk kembali ke masa
lampau untuk membunuh kakeknya. Sehingga bagaimana mungkin penjelajahan waktu
ini bisa terjadi?
Terkait dengan penjelajahan waktu para ilmuwan fisika kuantum
berpendapat, bahwa apabila penjelajahan waktu bisa dilakukan maka akan ada
beberapa kemungkinan yang akan terjadi ketika penjelajahan waktu itu dilakukan
oleh seorang penjelajah waktu.
Kemungkinan pertama (alam semesta pararel):
Apakah kegiatan penjelajahan waktu akan mengubah sejarah atau tidak?
Dalam film Back to the
Future, dikisahkan bahwa tokoh utamanya berkelana ke masa lampau dan
mengubah sejarah yang akhirnya mengakibatkan seluruh kisah masa depan di
jamannya juga berubah. Dalam kisah ini bisa disimpulkan bahwa masa depan dan
masa lampau saling berhubungan dan saling mempengaruhi, sehingga perubahan
sekecil apapun yang terjadi di masa lampau akan langsung mengubah seluruh
sejarah dan masa kini dan masa depan secara drastis, hal ini dinamakan teori Butterfly Effect, dimana di permisalkan
kepakan kupu-kupu sekecil apapun akan berpengaruh pada seluruh jalannya cerita
kehidupan di masa lampau, masa kini dan masa depan.
Hal inilah yang mendasari pertanyaan para ilmuwan fisika
kuantum berupa paradox kakek buyut. Dimana para ilmuwan melihat bahwa hal itu
akan terlalu seperti the act of god, atau tindakan tuhan, dimana tindakan
sekecil apapun yang kita lakukan akan langsung berpengaruh secara signifikan
kepada kelangsungan kehidupan di masa kini dan masa depan, yang mana, mungkin hal
ini akan sangat tidak diinginkan untuk terjadi oleh para pengembara waktu,
dimana kesalahan sekecil apapun yang mereka lakukan ketika mereka mengunjungi
masa lampau akan berakibat kemungkinan terhapusnya keberadaan diri mereka
sendiri dari kehidupan di masa depan.
Para ilmuwan berpendapat bahwa pada dasarnya hal dimana usaha
perubahan sejarah akan mengubah juga seluruh kehidupan di masa depan,
kemungkinan hanya terjadi di film-film saja. Dimana dari sudut pandang fisika
kuantum yang sudah menemukan penjelajasan kenapa alam semesta ini adalah
hologram, juga menemukan bahwa ada kemungkinan bahwa alam semesta ini juga
terdiri dari berbagai alam semesta pararel yang saling berbeda dimensi, dimana
pada dasarnya hal yang mendasari pernyataan itu berasal dari penemuan sederhana
yang menemukan bahwa pada dasarnya sebuah atom bisa bertindak layaknya materi
dan layaknya gelombang, dan atom cuma akan memutuskan menjadi materi atau
gelombang hanya setelah kita memutuskan untuk mengamati atom itu, sehingga bisa
dikatakan tindakan pengamatan kitalah yang memutuskan apakah atom akan menjadi
materi atau gelombang.
Penemuan ini diperjelas oleh ahli fisika kuantum yang lain, Schrodinger, dengan perandaian percobaan kucing yang diletakkan di dalam kotak tertutup yang berisi racun yang akan diletakkan di dalam botol yang mana apabila botolnya bocor maka isi racunnya akan keluar setelah tutup botolnya yang diperandaikan dibuat dari materi atom khusus yang akan diperhitungkan memiliki kemungkinan 50:50 untuk luruh pada waktu yang ditentukan, sehingga tutup botolnya akan bocor setelah materi tutup botolnya luruh.
Pertanyaannya, karena kemungkinan tutup botol racun itu akan
bocor pada waktu yang ditentukan adalah 50:50, maka kemungkinan bagi kucing Schrodinger
di dalam kotak tertutup itu untuk masih hidup atau sudah mati pada waktu yang
ditentukan juga 50:50. Dimana selama kotak itu belum dibuka maka bisa dikatakan
kucing di dalam kotak itu berada pada dua kondisi secara bersamaan, yaitu
kondisi hidup dan kondisi mati, dimana kenyataannya baru akan bisa ditentukan
setelah kita memutuskan untuk membuka kotaknya dan mengamati isinya.
Apa hubungannya percobaan kucing Schrodinger dengan alam
semesta pararel? Sama halnya seperti atom yang memutuskan menjadi materi ketika
sebelum tindakan pengamatan dilakukan kita juga berpikir bahwa atom yang akan
kita amati akan menjadi materi, maka begitu juga halnya dengan kucing di dalam
kotak itu, kucing itu akan mati apabila saat hendak mengamati kucing itu kita
berpikir bahwa kucing itu akan mati, dan kucing itu akan hidup apabila kita
berpikir bahwa kucing itu akan hidup. Lalu apabila kucing itu hidup, bagaimana
dengan realita dimana kucing itu mati? Menurut pemahaman fisika kuantum,
realita itu akan menjadi realita sendiri di alam semesta pararel.
Contoh lainnya, seperti ini. Ketika suatu bayi dilahirkan
maka apa yang dilakukan oleh orang tuanya akan menentukan akan menjadi orang
seperti apa bayi ini kelak, misal sewaktu bayi si ayah menimbang untuk
memutuskan apakah dia akan membantu anaknya menjadi dokter atau ilmuwan, ketika
si ayah memutuskan untuk membantu anaknya menjadi dokter, maka si ayah akan
melakukan segala upaya sejak bayi itu masih kecil sampai bayi itu Dewasa supaya
jalan si bayi itu untuk menjadi dokter dapat terwujud.
Lalu bagaimana dengan realita dimana si ayah mempertimbangkan untuk membantu anaknya menjadi ilmuwan? Layaknya atom dan kucing di dalam kotak, realita bayi yang akan menjadi ilmuwan itu tidak akan hilang dan akan menjadi realita sendiri di alam semesta pararel, setiap kali si ayah atau si bayi membuat pertimbangan pilihan maka itu akan menjadi cikal bakal terwujudnya alam semesta pararel yang lain, sehingga akan ada alam semesta dimana si bayi menjadi dokter, ada alam semesta dimana si bayi menjadi ilmuwan, ada juga alam semesta dimana si bayi menjadi tentara, dan seterusnya, sehingga karena begitu tidak terbatasnya jumlah pilihan yang tiap orang buat sepanjang hidupnya, maka akhirnya jumlah alam semesta pararel pun tidak terhingga.
Apa hubungannya hal itu dengan penjelajahan waktu? Katakanlah apabila penjelajahan waktu itu mungkin untuk dilakukan, maka ketika si penjelajah waktu melakukan sesuatu kepada seseorang di masa lampau, hal itu tidak akan mengubah masa depan dimana si penjelajah waktu itu berasal, karena perubahan yang dilakukan oleh si penjelajah waktu itu di masa lampu akan membelah menjadi realita baru di alam semesta pararel. Sehingga dengan demikian si penjelajah waktu bisa melakukan aktifitas nya di masa lampau manapun tanpa perlu khawatir bahwa ada kemungkinan hal yang dia lakukan di masa lampau akan memicu rententan sebab akibat yang berakibatnya hilangnya masa depan dia sendiri atau bahkan sampai memicu hancurnya alam semesta.
Kalaupun ada alam semesta yang akan hancur, paling tidak itu
bukan alam semesta miliknya.
Semua ini akhirnya menjelaskan kemungkinan terjadinya
perubahan masa depan yang akan terjadi apabila perubahan di masa lampau
dilakukan oleh si penjelajah waktu. Dimana apabila si penjelajah waktu membuat
suatu perubahan di masa lampau, maka otomatis perubahan itu akan membuat alam
semesta membelah dirinya sendiri untuk membentuk realitas baru yang berbeda
yang mengikuti perubahan yang dibuat oleh si penjelajah waktu itu.
Jangan dibayangkan seperti proses pembelahan bakteri, karena
pembelahan realitas alam semesta terjadi di level dimensi quantum yang tidak
mungkin bagi kita untuk mengamati dan menyadarinya. Sehingga kita sendiri tidak
akan pernah bisa mengetahui apakah kehidupan kita yang sekarang ini sebenarnya berjalan
di alam semesta versi original atau alam semesta vesi hasil pembelahan realitas
atau alam semesta pararel.
Sehingga ketika si penjelajah waktu merasa kembali ke masa
depan dan melihat masa depan sudah berubah maka masa depan yang sudah berubah
itu sebenarnya bukanlah masa depan dari alam semesta tempat si penjelajah waktu
berasal. Masa depan yang berubah yang dia kunjungi dan lihat itu adalah masa
depan dari alam semesta pararel yang terjadi sewaktu dia membuat perubahan di
masa lampau, sedangkan di alam semesta asal si penjelajah waktu masa depannya
tetap sama dan tidak mengalami perubahan sama sekali.
Kemungkinan kedua (Time loop atau lingkaran waktu):
Pada kemungkinan kedua yang mungkin terjadi ketika
penjelajahan waktu dilakukan ini adalah, kondisi dimana setiap usaha
penyimpangan sejarah yang berusaha dilakukan oleh oknum penjelajah waktu pada
dasarnya merupakan bagian dari jalannya aliran sejarah itu sendiri yang pada
akhirnya membentuk masa depan sebagaimana yang sudah diketahui oleh oknum
penjelajah waktu, sehingga usaha apapun yang dilakukan oleh oknum penjelajah
waktu ini untuk mengubah masa depannya tidak akan berhasil.
Dan justru tindakan oknum si penjelajah waktu di masa lampu inilah yang malah bertindak sebagai pemicu terjadinya rentetan sebab akibat dari masa lampu ke masa depan yang pada akhirnya membuat hal itu terjadi di masa depan, yang justru sebenarnya ingin dihindari oleh si oknum penjelajah waktu itu.
Ini dinamakan time
loop, atau lingkaran waktu, dimana sejak awal si penjelajah waktu dari masa
depan itu juga merupakan bagian dari sejarah dan ikut ambil bagian dari
terbentuknya sejarah sebagaimana yang sudah diketahui oleh si penjelajah waktu.
Sehingga si penjelajah waktu tidak perlu khawatir bahwa tindakan yang akan dia
lakukan akan mengubah masa depan dia, karena baik dia sadari atau tanpa dia
sadari, hal apapun yang dia lakukan di masa lampau adalah bagian dari sejarah
masa lampau yang akan membentuk masa depan sebagaimana yang diketahui oleh si
penjelajah waktu ini. Sehingga akhirnya si penjelajah waktu tidak perlu
khawatir bahwa tindakan dia di masa lampau pada akhirnya nanti akan
menghancurkan masa depan atau alam semesta di masa depan nanti.
Contoh dari kemungkinan kedua ini bisa dilihat pada
film Terminator, Loop, Donie Darko, Twelve Monkeys, Planet of the Appes, dan
lain-lain, dimana usaha apapun yang berusaha dilakukan oleh si penjelajah waktu
untuk mengubah masa depan dengan mengubah masa lampau, justru menjadi pemicu
terjadinya masa depan sebagaimana yang sudah dia ketahui.
Lalu pertanyaan besar berikutnya adalah, mengingat
begitu besarnya energi yang diperhitungkan oleh para ilmuwan fisika kuantum
untuk melakukan penjelajahan waktu, maka bagaimana caranya melakukan
penjelajahan waktu ke masa lampau dan ke masa depan? Mengingat aliran waktu
selalu mengarah ke depan?
Ingat, bahwa karena pada dasarnya alam semesta ini
adalah hologram maka ketika kita mendiskusikan tentang waktu kita juga harus
memperlakukan waktu sebagaimana layaknya kita memperlakukan berbagai objek
dalam suatu hologram.
Di dalam hologram, suatu objek apapun, sebagaimanapun
terlihat terpisah dengan objek lain yang ada di dalam hologram, namun pada
dasarnya objek itu maupun objek lainnya adalah satu kesatuan dan memiliki
informasi yang sama, sehingga bisa dikatakan informasi apapun yang ingin kita
ketahui tentang objek A yang ada di hologram, juga ada pada objek B yang ada
pada hologram yang sama.
Begitu juga waktu, masa lampau, masa kini, dan masa depan, tidak perduli seberapa jauh keterpisahan ketiga masa ini dalam rentangan waktu,
namun pada dasarnya ketiganya saling memiliki dan berbagi informasi yang sama.
Tinggal bagaimana kita mengakses informasi tersebut untuk mengeplorasinya seluas-luasnya, baik sekedar sebagai pemberi informasi atau bahkan sebagai kunci utama untuk membuka gerbang dimensi menuju ke masa lampau, masa kini, dan masa depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar